Senin, 05 Oktober 2015

Fasisme Jawa utopia kejayaan Majapahit

Adolf Hitler dan Benito Mussolini
salah satu inti ideologi fasisme-nazisme adalah kolonialisme dan superioritas ras arya. Telah menginspirasi  Dr. Notonindito  dengan mendirikan PFI (Partai Fasis Indonesia). Pendiri PFI, Dr. Notonindito, tidak selalu mengikuti fasisme ala Jerman atau itali . Sebagai keturunan asli Jawa, dia lebih mengakar pada kebudayaan Jawa.


Rombongan petinggi Parindra yang mengiringi jenazah M.H Thamrin, di pimpin Woerjaningrat soekardjo wirjopranoto, yang berjalan paling depan memakai blangkon dan beskap jawa resmi dan dasi kupu-kupu. Anggota Parindra yang berbaris di kanan dan kiri mengenakan seragam celana pendek dengan kauskaki sampai sebetis, memberikan penghormatan gaya "HEIL HITLER"
Dr. Notonindito sendiri adalah putra Raden Pandji Notomidjojo, bekas patih kabupaten Rembang. Pada 1918 ia menamatkan MULO, kemudian melanjutkan pelajarannya di Telefoon Dienst. Pada 1921, ia berangkat ke Belanda untuk mempelajari ekonomi perdagangan. Pada 1923 ia lulus dan meraih gelar adjunc accountant dan bekerja pada kantor akuntan di Amsterdam. Pada pertengahan 1924 ia menuju Berlin (Jerman) untuk melanjutkan studi ekonominya. Pada November 1924 ia meraih gelar Doktor dalam ilmu ekonomi dengan tesis "Sedjarah Pendek Tentang Perniagaan, Pelajaran Dan Indoestri Boemipoetra Di Poelau Djawa". Sepulangnya ke Indonesia Dr. Notonindito sempat bergabung dengan partai PNI-nya sukarno, sebelum akhirnya mendirikan PFI di Bandung pada bulan agustus 1933.
Fasisme Mussolini yang ingin membangun kembali kejayaan Italia sebagaimana Romawi pendahulu mereka, telah menginpirasi Dr. Notonindito dan PFI-nya untuk membangun utopia menghidupkan kejayaan kerajaan indonesia kuno seperti Majapahit.
Dr. Notonindito mencita-citakan negara yang dipimpin seorang raja seperti zaman kerajaan dahulu, dan supremasi suku Jawa atas suku-suku lainnya.
Banyak tokoh pergerakan yang mengecam gagasan Dr. Notonindito sebagai chauvinisme jawa yang memecah pergerakan nasional, karenanya tidak mendapat dukungan luas dari tokoh-tokoh pergerakan, akhirnya fasisme jawa ala Dr. Notonindito tidak bertahan lama dan menjadi utopia yang tak pernah terwujud.
Sumber:
Nazi di Indonesia/nino oktorino
PFI dan fasisme di indonesia/alfrafikkhan.blogspot.co.id



Posted via Blogaway

Tidak ada komentar:

Posting Komentar