Massa PUK AHM LEM SPSI,saat May day 2015 |
Percakapan P dan S Hal Perhimpunan Soeara Kaoem Buroeh, 1 Oktober, 15 Oktober dan 15 Nopember (nomor: 6, 7, 9) tahun 1921
P: “Apakah itu perhimpunan?”
S: “Berhimpun itu artinya: menjadi satu .”
P: “Apakah beda antara arti perkataan berhimpun dengan berkumpul?”
S: “O, kalau kata-kata tersebut, sama artinya.”
P: “Jadi kalau begitu, perkumpulan sama artinya dengan perhimpunan.”
S: “Memang tidak berbeda.”
P: “Dalam perhimpunan-pehimpunan itu saja kerap mendengar ada yang dinamakan Pengurus (bestuur) dan ada yang disebut lid (anggota), apakah arti kedua kata tersebut?”
S: “Lid atau anggota dari perhimpunan itu, yaitu beberapa orang yang berkumpul menjadi satu badan perhimpunan tadi. Mereka itu bagi perhimpunan ada mengeluarkan pertimbangannya masing-masing guna memperkuat perhimpunannya. Dari anggota-anggota tersebut ada yang ditunjuk menjadi peluar-peluar, yaitu yang disebut pengurus. Pengurus inilah yang harus mencari akal untuk kemajuan perhimpunan yang diurusnya. Pengurus ini pula yang mengumpulkan beragam keinginan dan gagasan para anggota.”
P: “O, ya, ya, ya saya sudah mengerti. Nah, saudara S. bolehkah saya bertanya lagi?”
S: “Boleh. Tanyakan saja mana yang saudara belum mengerti, saya tidak jemu menjelaskan, bila saya memang tahu.”
P: “Bagaimanakah sifat pengurus yang terbaik terhadap perhimpunan?”
S: “Sifat pengurus itu harus merasa menjadi kaki dan tangan dan anggota badan lainnya untuk perhimpunannya. Artinya: pengurus itu harus dapat memenuhi dan suka bekerja untuk keperluan perhimpunan.”
P: “O, ya, sudah mengerti. Sekarang saya minta dijelaskan bagaimana caranya supaya kita punya perhimpunan yang kuat dan bagus?”
S: “Kalau saudara ingin mempunyai perhimpunan yang kuat, pertama-tama saudara harus selalu ingat bahwa perhimpunan dapat hidup bila punya nyawa. Adapun yang saja sebut nyawa tersebut adalah uang. Iuran atau berbagai pemasukan lain. Kalau uang kas kuat, perhimpunan akan hidup baik; terutama bila tidak ada penyakit lain.”
P: “Masa’ sebuah perhimpunan mempunyai penyakit seperti manusia!”
S: “Memang mustahil kalau di satu perhimpunan timbul penyakit kudis atau yang lain. Yang saya maksud bukan penyakit seperti itu.” Contohnya dalam perhimpunan itu ada suatu hal yang menyebabkan berkurangnya uang kas. Tetapi bukan kekurangan yang disebabkan untuk kebutuhankebutuhan perserikatan, melainkan ada orang yang mengambil. Contohnya lagi, bila ada anggota-anggota perserikatan yang saling bertengkar dan bermaksud merobohkan perhimpunan, anggota semacam itu hanya memikirkan diri sendiri. Contoh ketiga: Para anggota ataupun para pengurus tidak mematuhi keputusan perhimpunan. Misalnya: ketika perhimpunan mengadakan rapat organisasi (vergadering) meskipun tidak ada halangan, namun tidak datang ke pertemuan rapat; menurut orang tersebut: sudah cukup bila telah membayar iuran. Padahal uang iuran tersebut hanya menjadi dana kita sesama anggota perhimpunan menjalankan program untuk merealisasikan cita-cita yang diidamkan. Kekuatan perhimpunan itu tentu harus berasal dari anggota dan pengurus. Bila perhimpunan tidak punya kekuatan, perhimpunan kini tinggal nama. Seperti halnya perhimpunan yang dibuat anak kecil yang tidak mempunyai keteguhan hati, dan mudah takut bila ada ancaman musuh.”
P: “O, begitu? Ya, saya sudah sedikit mengerti. Nah, coba saudara lanjutkan penjelasan tersebut.”
S: “Baiklah! Coba saudara dengarkan. Saya akan meneruskan penjelasan saya. Perhimpunan itu, tadi saya umpamakan: orang yang hendak berjalan; iuran menjadi bekalnya. Misalkan saudara sendiri hendak berjalan. Yang saudara perlukan adalah kaki; kalau saudara sudah mempunyai kaki yang kuat (tidak terkena penyakit) tentu saudara dapat berjalan. Tetapi anggota badan yang lain seperti: tangan, mata, telinga, tentu juga ikut bekerja. Selain juga saudara selalu berpikir: ke mana kaki saudara harus bergerak.”
P: Saudara S! bersediakah saudara S menjawab pertanyaan saya terlebih dahulu?”
S: “Boleh, dengan senang hati saya akan menjawab. Hal mana yang masih mengganjal dan membuat ragu tanyakanlah: jangan saudara malu bertanya tentang hal yang belum saudara pahami.”
P: “Bolehkah sekarang saja mulai bertanya?”
S: “Ja, baik.”
P: “Tadi saudara mengatakan anggota badan perhimpunan, yang mana wujudnya di dalam perhimpunan? Seperti telah dikatakan tangan, kaki, atau lain-lainnya.”
S: “Penjelasannya begini: Ketua diandaikan kepala. Di situ terletak otak atau tempat memikirkan berbagai hal. Sebab segala macam pekerjaan yang tidak dipikirkan bagaikan pohon yang tidak dapat berbuah. Jadi, Ketua itu menjadi pangkal nomor satu dari jalannya perhimpunan. Bila taktik Ketua tidak halus, perhimpunan dapat terjerumus. Begitu pula perjalanan orang tanpa pikiran. Jadi Ketua tidak boleh asal-asalan dalam mengambil keputusan. Bendahara dimisalkan mulut, perut dan dubur jadi dia mesti hati-hati menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang perhimpunan. Seperti juga orang makan, kalau dia makan tanpa dipikir dapat membuat sakit perut, begitu pula bila buang-airnya tanpa aturan . . . ”
P: “Tunggu sebentar! Yang dimaksud dengan makan dan buang air tanpa aturan itu yang bagaimana?”
S: “Lho, itu artinya, perhimpunan itu harus membuat peraturan, uang masuk, uang apa saja, dikeluarkan untuk apa saja, semua itu mesti ada catatannya. Misalkan meminta uang seenaknya, menggunakan uang seenaknya, hal-hal itu tidak dibenarkan.”
P: “O, begitu! Teruskan! Sekarang Sekretaris.”
S: “Sekretaris itu dimisalkan tangan. Ketua menyatakan pikirannya kepada anggota-anggotanya. Sekretaris yang menggambar pikiran itu dengan tulisan. Sebab itu Sekretaris mesti mengingat apakah pikiran yang baru tersebut tidak bermakna ganda atau bahkan berlawanan. Karena itu Sekretaris harus memegang dan menyimpan arsip. Sedang Pengawas yaitu diumpamakan kaki, kuping dan mata. Ia harus membantu kehendak kepala dan tangan, misalnya tangan akan mengambil barang namun tidak terjangkau, tentu kaki harus berjalan. Mata mesti melihat bila di badan terdapat kotoran atau tidak, begitu pula kuping mesti mendengar suara-suara (komentar, kritik, saran) terhadap perhimpunan. Bila itu semua terjadi kepala harus diberitahu. Begitulah Pengurus Perhimpunan dimisalkan anggota badan.”
P: “Ya, saya sudah mengerti. Tapi sekarang bagaimana anggota-anggota perhimpunan dimisalkan badan orang?”
S: “Yang disebut badan itu terdiri dari kepala, tangan, kaki, pantat, kulit, daging, darah dan lain-lain. Jadi, yang disebut badan perhimpunan itu yaitu: para pengurus dan para anggota. Kalau kepala, tangan dan kaki bertindak, tentu seluruh badan ikut semua. Dari itu tindakan Pengurus Perhimpunan juga merupakan tindakan badan perhimpunan, di dalam badan tersebut termasuk para pengurus dan para anggota. Sudah, sampai di sini dahulu. Lain waktu kita diskusi lagi.”
P: “O, ya baik! Terima kasih, saya jadi banyak pengetahuan karena diskusi ini. Tot weer Zien, meneer! (sampai jumpa lagi)”
Sumber: zaman bergerak di Hindia Belanda
P: “Apakah itu perhimpunan?”
S: “Berhimpun itu artinya: menjadi satu .”
P: “Apakah beda antara arti perkataan berhimpun dengan berkumpul?”
S: “O, kalau kata-kata tersebut, sama artinya.”
P: “Jadi kalau begitu, perkumpulan sama artinya dengan perhimpunan.”
S: “Memang tidak berbeda.”
P: “Dalam perhimpunan-pehimpunan itu saja kerap mendengar ada yang dinamakan Pengurus (bestuur) dan ada yang disebut lid (anggota), apakah arti kedua kata tersebut?”
S: “Lid atau anggota dari perhimpunan itu, yaitu beberapa orang yang berkumpul menjadi satu badan perhimpunan tadi. Mereka itu bagi perhimpunan ada mengeluarkan pertimbangannya masing-masing guna memperkuat perhimpunannya. Dari anggota-anggota tersebut ada yang ditunjuk menjadi peluar-peluar, yaitu yang disebut pengurus. Pengurus inilah yang harus mencari akal untuk kemajuan perhimpunan yang diurusnya. Pengurus ini pula yang mengumpulkan beragam keinginan dan gagasan para anggota.”
P: “O, ya, ya, ya saya sudah mengerti. Nah, saudara S. bolehkah saya bertanya lagi?”
S: “Boleh. Tanyakan saja mana yang saudara belum mengerti, saya tidak jemu menjelaskan, bila saya memang tahu.”
P: “Bagaimanakah sifat pengurus yang terbaik terhadap perhimpunan?”
S: “Sifat pengurus itu harus merasa menjadi kaki dan tangan dan anggota badan lainnya untuk perhimpunannya. Artinya: pengurus itu harus dapat memenuhi dan suka bekerja untuk keperluan perhimpunan.”
P: “O, ya, sudah mengerti. Sekarang saya minta dijelaskan bagaimana caranya supaya kita punya perhimpunan yang kuat dan bagus?”
S: “Kalau saudara ingin mempunyai perhimpunan yang kuat, pertama-tama saudara harus selalu ingat bahwa perhimpunan dapat hidup bila punya nyawa. Adapun yang saja sebut nyawa tersebut adalah uang. Iuran atau berbagai pemasukan lain. Kalau uang kas kuat, perhimpunan akan hidup baik; terutama bila tidak ada penyakit lain.”
P: “Masa’ sebuah perhimpunan mempunyai penyakit seperti manusia!”
S: “Memang mustahil kalau di satu perhimpunan timbul penyakit kudis atau yang lain. Yang saya maksud bukan penyakit seperti itu.” Contohnya dalam perhimpunan itu ada suatu hal yang menyebabkan berkurangnya uang kas. Tetapi bukan kekurangan yang disebabkan untuk kebutuhankebutuhan perserikatan, melainkan ada orang yang mengambil. Contohnya lagi, bila ada anggota-anggota perserikatan yang saling bertengkar dan bermaksud merobohkan perhimpunan, anggota semacam itu hanya memikirkan diri sendiri. Contoh ketiga: Para anggota ataupun para pengurus tidak mematuhi keputusan perhimpunan. Misalnya: ketika perhimpunan mengadakan rapat organisasi (vergadering) meskipun tidak ada halangan, namun tidak datang ke pertemuan rapat; menurut orang tersebut: sudah cukup bila telah membayar iuran. Padahal uang iuran tersebut hanya menjadi dana kita sesama anggota perhimpunan menjalankan program untuk merealisasikan cita-cita yang diidamkan. Kekuatan perhimpunan itu tentu harus berasal dari anggota dan pengurus. Bila perhimpunan tidak punya kekuatan, perhimpunan kini tinggal nama. Seperti halnya perhimpunan yang dibuat anak kecil yang tidak mempunyai keteguhan hati, dan mudah takut bila ada ancaman musuh.”
P: “O, begitu? Ya, saya sudah sedikit mengerti. Nah, coba saudara lanjutkan penjelasan tersebut.”
S: “Baiklah! Coba saudara dengarkan. Saya akan meneruskan penjelasan saya. Perhimpunan itu, tadi saya umpamakan: orang yang hendak berjalan; iuran menjadi bekalnya. Misalkan saudara sendiri hendak berjalan. Yang saudara perlukan adalah kaki; kalau saudara sudah mempunyai kaki yang kuat (tidak terkena penyakit) tentu saudara dapat berjalan. Tetapi anggota badan yang lain seperti: tangan, mata, telinga, tentu juga ikut bekerja. Selain juga saudara selalu berpikir: ke mana kaki saudara harus bergerak.”
P: Saudara S! bersediakah saudara S menjawab pertanyaan saya terlebih dahulu?”
S: “Boleh, dengan senang hati saya akan menjawab. Hal mana yang masih mengganjal dan membuat ragu tanyakanlah: jangan saudara malu bertanya tentang hal yang belum saudara pahami.”
P: “Bolehkah sekarang saja mulai bertanya?”
S: “Ja, baik.”
P: “Tadi saudara mengatakan anggota badan perhimpunan, yang mana wujudnya di dalam perhimpunan? Seperti telah dikatakan tangan, kaki, atau lain-lainnya.”
S: “Penjelasannya begini: Ketua diandaikan kepala. Di situ terletak otak atau tempat memikirkan berbagai hal. Sebab segala macam pekerjaan yang tidak dipikirkan bagaikan pohon yang tidak dapat berbuah. Jadi, Ketua itu menjadi pangkal nomor satu dari jalannya perhimpunan. Bila taktik Ketua tidak halus, perhimpunan dapat terjerumus. Begitu pula perjalanan orang tanpa pikiran. Jadi Ketua tidak boleh asal-asalan dalam mengambil keputusan. Bendahara dimisalkan mulut, perut dan dubur jadi dia mesti hati-hati menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang perhimpunan. Seperti juga orang makan, kalau dia makan tanpa dipikir dapat membuat sakit perut, begitu pula bila buang-airnya tanpa aturan . . . ”
P: “Tunggu sebentar! Yang dimaksud dengan makan dan buang air tanpa aturan itu yang bagaimana?”
S: “Lho, itu artinya, perhimpunan itu harus membuat peraturan, uang masuk, uang apa saja, dikeluarkan untuk apa saja, semua itu mesti ada catatannya. Misalkan meminta uang seenaknya, menggunakan uang seenaknya, hal-hal itu tidak dibenarkan.”
P: “O, begitu! Teruskan! Sekarang Sekretaris.”
S: “Sekretaris itu dimisalkan tangan. Ketua menyatakan pikirannya kepada anggota-anggotanya. Sekretaris yang menggambar pikiran itu dengan tulisan. Sebab itu Sekretaris mesti mengingat apakah pikiran yang baru tersebut tidak bermakna ganda atau bahkan berlawanan. Karena itu Sekretaris harus memegang dan menyimpan arsip. Sedang Pengawas yaitu diumpamakan kaki, kuping dan mata. Ia harus membantu kehendak kepala dan tangan, misalnya tangan akan mengambil barang namun tidak terjangkau, tentu kaki harus berjalan. Mata mesti melihat bila di badan terdapat kotoran atau tidak, begitu pula kuping mesti mendengar suara-suara (komentar, kritik, saran) terhadap perhimpunan. Bila itu semua terjadi kepala harus diberitahu. Begitulah Pengurus Perhimpunan dimisalkan anggota badan.”
P: “Ya, saya sudah mengerti. Tapi sekarang bagaimana anggota-anggota perhimpunan dimisalkan badan orang?”
S: “Yang disebut badan itu terdiri dari kepala, tangan, kaki, pantat, kulit, daging, darah dan lain-lain. Jadi, yang disebut badan perhimpunan itu yaitu: para pengurus dan para anggota. Kalau kepala, tangan dan kaki bertindak, tentu seluruh badan ikut semua. Dari itu tindakan Pengurus Perhimpunan juga merupakan tindakan badan perhimpunan, di dalam badan tersebut termasuk para pengurus dan para anggota. Sudah, sampai di sini dahulu. Lain waktu kita diskusi lagi.”
P: “O, ya baik! Terima kasih, saya jadi banyak pengetahuan karena diskusi ini. Tot weer Zien, meneer! (sampai jumpa lagi)”
Sumber: zaman bergerak di Hindia Belanda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar